Sensor anti maling dari mahasiswa IBI Darmajaya Lampung

Sensor anti maling ini diklaim sangat mudah dirancang dan biaya pembuatannya relatif terjangkau


Selaluseru- Sebanyak 52 mahasiswa Jurusan Sistem Komputer dan Teknik Komputer (Stekom) di Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung hari ini mengikuti pelatihan merancang alat sensor anti maling.

Menurut Dodi Yudo Setyawan selaku dosen IBI Darmajaya dan pemateri, pelatihan yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Stekom IBI Darmajaya ini akan memamerkan sensor anti maling yang dirancang dengan sensor Passive Infra Red (PIR).

"Jarak deteksi bisa diatur sesuai kebutuhan. Makin dekat jarak pancaran inframerah, makin besar pula tingkat sensitivitas alatnya. Begitu pun sebaliknya," ujar sang dosen pemateri.

Seperti halnya alarm, sensor anti maling ini akan mengeluarkan suara saat keberadaan manusia di sekitar terdeteksi. Sama seperti jarak pancar inframerah, volume dan waktu alarm berbunyi pun juga dapat diatur sesuai kebutuhan.

"Sensor anti maling ini dipasang di pintu atau gerbang rumah dan diaktifkan saat malam hari atau ketika pemilik rumah pergi. Agar tidak mengganggu tetangga, maka kontrol pengatur seperti itu disediakan," lanjut Dodi.

"Mahasiswa dilatih membuat sensor anti maling karena rancangan alat ini cukup sederhana dan biaya pembuatannya relatif terjangkau (Rp 120.000). Saya harap karya mereka nantinya dapat dijual kepada publik," tutupnya.
Share on Google Plus

About Dityasa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment